Parodi

  15 Jul 2011, 21:37

Sebuah pengalaman ketika Gereja St. Matheus ber-HUT ke-25, penulis ditugasi oleh panitia untuk mendatangkan Raja Monolog Butet Kertarajasa, si ahli parodi dari Yogyakarta. Pesannya humor jangan "ngeres" dan menyinggung kehidupan pastor, kalau perlu naskahnya dibaca pastor dulu. Wah! Dan singkat kata semua terlaksana. Dasar Butet ya, nerocos saja ibarat rem blong yang disambut riuh umat yang mbludag di halaman parkir gereja. Para pastor pun menikmati hiburan humor yang nyerempet kesana-kemari. Habis itu, penulis siap-siap untuk ditegur. Namun kenyataannya tak ada yang protes. Semua terhibur dan mengacungkan jempol.

Pekan lalu di TIM Jakarta untuk kesekian kali ketemu Butet lagi yang menjadi sutradara pentas ludruk "Kartolo mbalelo". Sebuah parodi yang mengungkapkan masa kini dengan banyolan-banyolan parikan(tembang sindiran) yang mengena.Ya, parodi memang obat sumpeg masyarakat yang di bawah pemerintahan di mana pejabat-pejabatnya tak ada rasa malu. Meminjam kata-kata Daoed Joesoef, kita didominasi oleh "bajingan politik". Malah Sys NS salah satu pendiri Partai Demokrat mengatakan mereka itu "binatang-binatang politik". Butet mengatakan "kejenakaan penting agar proses menjadi Indonesia itu rileks. Guna menggembosi ketegangan agar proses Indonesia bisa terus tanpa berdarah-darah". Oh, iya! Butet itu Katolik juga, lho!

Sumpeg! Ya bukan masyarakat umum saja yang merasa sumpeg. Dari keluarga, mungkin juga dalam kehidupan menggereja. Buktinya seperti Gereja St.Matheus butuh hiburan humor. Ini hanya sekedar contoh saja. Semua butuh penyaluran seperti ketika penulis menyertai rombongan koor Thomas I dan 6 Wilayah I MBK yang perlu penyegaran dengan ziarek, ziarah dan rekreasi. Semua dari asal merasa sumpeg. Manusia itu unik dan Tuhan memberi kekhasan masing-masing. Di tengah orang-orang butuh ketawa, masih ada yang Gelothobia atau orang yang takut ketawa.

Hidup menggereja dalam karya pelayanan di MBK kadang-kadang sumpeg juga. Namun buat awak WM melayani dengan penuh kegembiraan seperti tak terasa kesumpegan itu. Namun kadang-kadang ada juga yang membuat suasana menjadi sumpeg. Tapi dibuat tertawa saja biar nggak sumpeg, ha, ha, ha...

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi