Tatap Muka
17 Jun 2013, 19:26
Menjelang bulan Puasa ini setiap minggu penulis kewalahan menerima undangan pesta perkawinan sahabat, dan handai taulan. Mana yang harus dihadiri jika waktu dan harinya sama? Mengingat kendala umur di mana fisik tak mampu menopang semangat. Lebih dari itu perjalanan di kota Jakarta sudah tidak bersahabat dengan orang-orang tua, bahkan yang masih muda saja juga mengeluh. Macet!
Menghadiri pesta perkawinan, tidak saja ikut bersyukur dan mengucapkan selamat atas kebahagiaan orang lain. Namun juga menjalin hubungan silaturahmi, tatap muka, interaksi, komunikasi, atau temu kangen. Pada pokoknya sosialisasi dengan segala aspeknya.
Biasanya, di pesta perkawinan yang punya hajat tidak semua kita kenal. Bisa salah satu orang tua mempelai, atau mempelainya sendiri. Pernah suatu ketika, menghadiri pesta perkawinan umat lingkungan di Paroki St. Matius dimana penulis sebagi kalingnya. Ketika penulis mengucapkan selamat kepada besan, penulis tak kenal dan kebetulan selebritis kedaluwarsa, tangan penulis dipegang ogah-ogahan dengan pandangan mata tertuju kepada orang lain sambil asyik ngobrol sendiri. Kejadian seperti ini sebenarnya sudah berulang kali.
Rupanya di era digital ini, segalanya serba pragmatis. Ngapain harus berbasa-basi dengan orang yang tak kenal dan bakal tidak membawa keuntungan? Keadaan ini sudah merembet ke dalam relasi keluarga, penulis kadang-kadang juga jengkel dengan isteri, ketika diajak bicara menjawabnya acuh tak acuh karena sedang asyik ber-BB ria. Apalagi kalau ditanya dimana diletakkan barang yang penulis cari. Menjawabnya dengan mata ke BB tetapi menunjukkan barang dengan mulutnya, "noh, disono!" Tatap muka sekarang sudah dianggap kuno. Demikian juga ketika ada acara ritual salam damai di dalam Gereja.
Namun coba perhatikan nanti menjelang Lebaran, beribu bahkan berjuta-juta orang akan mudik Lebaran bagi yang merindukan silaturahmi dengan keluarga. Mereka masih merindukan tatap muka langsung, meski harus melewati perjuangan ekstra keras dalam perjalanan. Maka setiap momen itu kita harus menyadari dan menginsyafi bahwa tatap muka itu perlu dan untuk dirindukan. (ED )
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |