Kerasulan Politik

  15 Feb 2014, 14:09

Dalam sebuah diskusi pencerahan Pemilu 2014 wilayah, budayawan Katolik Eka Budianta melontarkan pertanyaan kepada umat. Apakah keuntungan Pemilu bagi umat Katolik? Jawabannya macam macam, dari menyalurkan hak demokrasi, kesempatan memilih pemimpin yang kredibel, partisipasi di pesta demokrasi, dst. Ada salah satu jawaban yang tepat yaitu umat Katolik harus terlibat dalam politik dengan aktif ikut menjadi caleg. Menurut Eka, ini jawaban produktif di mana keuntungan pemilu buat umat Katolik karena pemilu tidak ada ketentuan pembatasan agama/kepercayaan. Mengapa tidak? ini sebuah kesempatan jenjang untuk partisipasi aktif ikut mengatur penyelenggaraan negara.

Kerasulan Politik

Tahun 2014 ini ada 200 caleg yang beragama Katolik dari sekitar 12.000 caleg, yang bergabung dengan partai-partai yang ada. Partisipasi umat Katolik sekarang yang duduk di lembaga legislatif dan eksekutif hanya berjumlah 18 orang. Maka sudah waktunya kita membuka diri agar kita mempunyai tokoh-tokoh nasional, seperti almarhum IJ Kasimo dan Frans Seda. Menurut Eka, Gereja sendiri selama ini abai terhadap pendidikan politik umat, terlalu asyik dengan masalah liturgis. Maka di KAJ sekarang sudah timbul pemikiran adanya kerasulan politik, jangan hanya menekankan di kerasulan awam saja. Uskup Agung Jakarta Mgr. Haryo mendukung jika ada umat yang ikut menjadi caleg.

Eka mengambil contoh dengan momen Ahok, kini warga Tionghoa tak sungkan-sungkan lagi terjun ke politik. Lihat saja dalam suasana Imlek 2014 liputan TV tentang kehidupan masyarakat Tionghoa dari berbagai sudut. A.l. menampilkan caleg-caleg etnis Tionghoa untuk DPR/DPRD di antaranya adalah mantan atlet nasional renang, Richard Sambera, "dewa" kolam renang periode 1980-90 an. Maka, di tengah runtuhnya kepercayaan keterwakilan kita pada majelis-majelis dan dewan-dewan, kita tidak cukup dengan meratapi saja. Ini juga pelajaran buat umat bahwa berpolitik untuk bukan tabu, melainkan "keharusan" jika kita masih ada kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi, pemikiran kerasulan politik itu sebuah keniscayaan. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi