Pemimpin

  12 Aug 2011, 06:09

Bulan Puasa sudah berjalan 14 hari dan setiap kali mendengarkan renungan-renungan Ramadhan dari para tokoh agama di TV-TV, pastilah menyinggung soal kepemimpinan, dari tuntunan Nabi sampai dengan pemimpin-pemimpin masyarakat, Negara dan bangsa.Kebetulan Negara kita, RI yang setiap tahun merayakan HUT Kemerdekaan, jika membicarakannya kita juga menyinggung soal kepemimpinan. Dari mulai bapak-bapak bangsa terdahulu sampai dengan yang lainnya. Memang, kita prihatin kalau sudah menyangkut kepemimpinan nasional kita. Apa mau dikata, karena kenyataannya juga memprihatinkan. Justru yang bikin masalah, ya, anak buahnya sendiri.

Contoh terakhir, baru saja mencanangkan kembali semangat memberantas korupsi. Eh, wakilnya di Dewan Kehormatan Partainya malah menyerukan pengampunan kepada para koruptor dan wacana pembubaran KPK. Kejadian seperti kasus ini berkali-kali terulang, instruksi de-mi instruksi diabaikan oleh kalangan terdekatnya. Sebuah bahan yang bisa dijadikan untuk pembicaraan yang menyangkut sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, agama, dll. Ibarat setiap napas kehidupan. Sementara di bagian belahan bumi yang lain bermunculan kisah-kisah kepemimpinan yang menggetarkan. Semua demi kemaslahatan bangsa dan negaranya. Sebut saja di negeri Cile, Amerika Latin ketika terjadi operasi penyelamatan jiwa oleh Presiden Sebastian Pinera. Kisah yang menggetarkan nurani dunia.

Penyelamatan 33 nyawa yang sudah terjebak 69 hari di dalam tanah akibat meledaknya tambang batu bara. Dunia takjub akan kualitas kepemimpinan Sebastian Pinera. Penuh greget, keyakinan, gigih, deterministik, habis-habisan dan tuntas. Ditunjukkan ketika rakyatnya sendiri sangsi soal kemampuannya sebagai juru selamat.Kepemimpinan yang mengesankan, jauh dari hiruk pikuk protokoler dan simbol-simbol yang amburadul (ini sangat digemari pemimpin-pemimpin Indonesia), instruksi-instruksi retorika, birokratis yang membosankan serta tidak mampu membangkitkan optimisme publik. Sebastian Pinera simbol watak kepemimpinan yang diperlukan oleh rakyat yang telah memberikan mandat dan kepercayaan kepadanya.

Kita sangat merindukan pemimpin semacam ini. Dan kita tetap tidak kehilangan harapan bahwa di suatu saat kelak, muncul manusia-manusia bermutu dengan nuansa kemanusiaannya. Manusia sebagai manusia, bukan hanya sekedar jadi manusia. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi