Aktual
12 Nov 2011, 11:23
Di setiap kesempatan pertemuan apapun sampai sembahyangan lingkungan, pasti ada ha..ha..hi..hi alias humor kemudian ngrasani para elit negara termasuk pimpinan nasional. Yang terakhir ini muaranya adalah adanya kerinduan mempunyai pemimpin yang bagaimana gitu, lho? Artinya jangan tebar pesona saja, wong Negara nyaris bangkrut. Coba bayangkan ketika kasih komando "duit negara jangan dirampok" Eh, malah pengadilan Tipikor, tindak pidana korupsi, di daerah-daerah ramai-ramai membebaskan para koruptor. Lalu, bagaimana Negara bisa maju?
Tak heran kini nama Bung Karno selalu disebut-sebut khalayak lagi. Lambang perlawanan terhadap kekuatan dunia kapitalisme / kolonialisme dengan retorika, ketegasan dan keindahan diplomasi. Penulis ingat buku "Masa Lalu Tetap Aktual" tulisan P. Swantoro, bekas Wapemred Kompas. Dari buku itu banyak diambil pelajaran dari masa lalu, dan kini tetap aktual. Ya, terbukti sekarang ini kita tidak mewarisi semangat dan idealisme para pendiri bangsa. Alasannya bisa saja, "Aku bukan Soekarno. Dan jangan harap saya seperti Soekarno". Jadi jawabannya hitam putih. Memang, zamannya sudah berbeda, Indonesia kini dipenuhi pemimpin pragmatis. Seperti pemimpin-pemimpin perusahaan, yang penting untung sebesar-besarnya. Dengan segala cara.
Penulis kadang-kadang tertawa sendiri ketika melihat talk show di TV atau baca kritikan-kritikan di media massa begitu riuh ibarat koor dengan refrain yang sama, terus diulang dan diulang hingga akhirnya mencapai titik jenuh. Bosan! Karena semakin kehabisan "bensin" (argumentasi, tema, isyu) bahkan napas. Rakyat menonton apatis, meski para talker mencoba menggiring opini publik agar mempunyai rasa tidak puas dengan situasi sekarang ini. Namun semua kritikan itu di realitas dijawab spontan dengan gaya ala penguasa. Retorika terus, tebar pesona terus.
Maka, tak heran saking frustrasinya rakyat, kepercayaan terhadap akan datangnya Satriyo Piningit yang akan bisa memperbaiki keadaan, terus hidup. Juga terhadap mistik-mistik lainnya, seperti contoh Gayus Tambunan ketipu Rp 4 milyar di dalam penjara.Gara-gara percaya duitnya bisa digandakan melalui jampi-jampi. Orang sudah kaya, kok,belum puas-puas, ya? Hopo Tumon!
(ED)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |