O Tempora! O Mores!

  10 Oct 2013, 15:04

Ini seruan pujangga Yunani Cicero (106- 43 SM) yang artinya O, ZAMAN APAKAH INI? Seruan ini untuk menyambut penangkapan Ketua MK Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK. Menjadi lengkap dengan lagu "Kini Ibu sedang lara. Merintih dan berdoa...." Sejalan dengan penangkapan preman-preman di Ibu Kota, sejalan dengan masih bercokolnya kelakuan bandit-bandit yang menetap, stationary bandit dan bandit-bandit yang mengembara rowing bandit. Kedua bandit ini mempunyai kelakuan yang sama-sama jahat dan serakah yang satu hanya menjarah secara terbatas, tetapi yang satunya ingin serba semua. Coba lihat saja Ketua SKK, Rudi Rubiandini yang baru ter­tangkap KPK. Gajinya saja sebagai ketua SKK Rp. 250 juta per bulan plus dapat rumah puluhan milyar rupiah di Kebayoran Baru, mobil jabatan Toyota Camry 2500 CC ditambah honor sebagai komisioner independen Bank Mandiri Rp. 75 juta. Lho, kok masih terima suap.

Paling mengejutkan (bagi yang terkejut) namun di percaturan wartawan tidak terlalu mengejutkan, tertangkap basahnya Akil Mochtar. Sebab ia sudah lama disinyalir terlibat permainan kotor soal Pilkada. Ingat peristiwa Akil Mochtar vs Reffly Harun yang membuka kedok tiga tahun lalu. Ia pandai memilih kasus yang tidak banyak mendapat perhatian khalayak terutama media di kasus-kasus pertikaian "Pilkada teri" kaliber kabu­paten-kabupaten. Namun setorannya ken­ceng. Pencitraan diri melalui media, seolah ia hidup suci dalam mengemban tugas. Bahkan pernyataannya sendiri "Koruptor harus dimiskinkan dan jari-jarinya perlu dipotong" makin membuka kedoknya sebagai" musang berbulu domba".

Tampaknya di Indonesia malu sudah menjadi barang langka, aneh, dan asing. Ia bukan lagi sebuah standar moral yang dipegang kuat oleh mereka yang memiliki jabatan/posisi sosial maupun kultural. Ia tak lagi menjadi ukuran bagi kualitas kemanu­siaan, bukan tolok ukur lagi bagi integritas atau eksistensi kita sebagai manusia.

Selanjutnya? Penulis sudah kehabisan kata-kata. O Tempora, O Mores! Tambah lagi nyanyian Titik Puspa "Tidak Percaya tapi Nyata" Capek! (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi