Democrazy

  13 Apr 2014, 19:32

Kita baru saja usai pesta demokrasi berupa Pemilu Caleg 2014, dan kita percaya Anda semua sudah menunaikan kewajiban dan hak memilih sesuai dengan pilihan. Kini tinggal tunggu hasil akhir apakah calon-calon kita berhasil lolos. Semoga tidak ada kecurangan maupun hal negatif lainnya yang bisa mengganggu proses hasil akhir. Lalu, kita menengok selintas menjelang pesta rakyat lima tahunan ini, dimana nafsu kekuasaan itu diwujudkan dalam bentuk-bentuk sikap tingkah laku berkampanye. Semua menunjukkan hal-hal yang memprihatinkan, meski dalih demokrasi itu bebas mengeluarkan pendapat.

Sampai KPI Komisi Penyiaran Indonesia menegur MNC Group yang memuat kampanye hitam. Juga ada berupa sindiran-sindiran sarkas baik pidato maupun "puisi-puisi" murahan. Akhirnya kita ketahui
di internet, jika ada judul pelecehan di kampanye isinya diblokir, karena sudah menyimpang dari kesopanan dan bisa menimbulkan chaos. Opini publik pun terbentuk, "Oh! Hanya segini kualitasnya. Gitu kok, mau jadi pemimpin?" Kita disuguhi berbagai aksi teatrikal yang pada dasarnya sebuah pencitraan. Kita butuh visi, bukannya memuja masa lalu dengan jargon dipaksakan bak sebuah "kebenaran" seperti, "Masih enak zamanku, to?" Ya, begitulah segala cara dihalalkan untuk memburu kekuasaan.

Biaya yang dikeluarkan di Pemilu 2014 menurut LPEM FE-UI (penyelenggaraan maupun modal para caleg) bisa sekitar Rp227 triliun. Ini bisa membuat jalur KA ganda sepanjang 5.675 Km, bisa untuk seluruh Sumatera atau membuat jalan tol sepanjang 3.200 Km, paling tidak jalur Pantura dibuat "anti rusak" permanen. Lebih bermanfaat lagi bisa menggratiskan biaya kuliah seluruh mahasiswa Indonesia selama 32 tahun. Nah, bayangkan kalau hasil pemilu nanti yang kita dapatkan hanya pemimpin-pemimpin yang bisanya cuma marah-marah dan mengarang puisi-puisi murahan? Bukannya demokrasi, yang kita panen justru democrazy.

Tak heran beberapa RSJ sudah siap menambah kapasitas tempat tidur untuk menampung pasien baru. Dan kita berharap hasil pemilu akan membawa perubahan. Minimal Indonesia lebih baik. (Ed)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi