Sejarah

  11 Mar 2011, 08:33

Sejarah adalah peristiwa yang dicatat maupun tercatat dari setiap individu, keluarga, kelompok, sampai dengan bangsa dan negara. Guna memperkuatnya banyak didirikan monumen-monumen peringatan maupun patung-patung para pelaku sejarah. Paling tidak di setiap rumah tangga pasti ada foto-foto yang tertempel di tempat terhormat seperti di ruang tamu. Mereka tercatat sebagai pelaku sejarah keluarga dan akan bangga kita bercerita seandainya ada tamu menanyakan perihal nenek moyang kita.

Penulis juga termasuk salah satu orang yang mengkompilasi Sejarah MBK, yang pertama kali dituangkan dalam sebuah buku terbitan tahun 1997, 2001 dan 2007. Demikian juga menjelang pensiun dari perusahaan, penulis juga meninggalkan sejarah perusahaan. Meski hanya sebagai penulis sejarah cemprengan, fakta yang dicatat adalah 100 persen benar, bukan fakta berdasar pada selera penulis, atau history, menjadi his story. Artinya kebenaran disulap menjadi pembenaran karena penulis mempunyai kepentingan di sana. Malu, sebab pelaku sejarah yang lain pada masih hidup dan bisa bersaksi jika kita menulis "pembohongan" Ini hanya soal moralitas saja. Maka, penulis yang tergolong Generasi 45 dan belajar Sejarah Indonesia (dari SD s/d SMA) menjadi bertanya-tanya ketika membaca Sejarah Indonesia pasca tahun 1965 yang ditulis oleh kelompok yang dikomandoi oleh almarhum Noegroho Notosusanto, mantan Komandan Sejarah ABRI dan menteri pendidikan nasional.

Di sana peran Bung Karno sebagai pengganti Pancasila dikerdilkan, diganti oleh Moh. Yamin, dan foto Bung Karno ketika menyaksikan pengibaran bendera merah putih sehabis memproklamasikan kemerdekaan di Pegangsaan Timur dihilangkan. Ini sudah diprotes oleh pejuang Generasi 45 yang akhirnya foto Bung Karno dimunculkan lagi.

Pendeknya menjadi daftar panjang kalau dibeberkan satu per satu. Dan inilah fakta nyata kebenaran disulap menjadi pembenaran menurut versi pemesan penulisan sejarah. Karena penulisan sejarah dikuasai oleh rezim. Dan itu menjadi kurikulum wajib untuk pendidikan sekolah. Jadi, generasi 66 itu sudah teracuni Sejarah Indonesia yang terkontaminasi. Zaman Reformasi ini selayaknya Sejarah Indonesia diluruskan lagi.

Pengertian sejarah yang benar membuat kita memperoleh respek untuk keteladanan dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti contoh Sejarah MBK, nama almarhum Soekotjo akan menjadi salah satu yang dikenang dalam pendirian Gereja MBK. Dan penulis berbahagia bisa mengemukakan jasanya di buku 1997.

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi