Koperasi
9 Jul 2016, 10:17
Ada seorang sahabat. Sebut saja namanya Masge. Dia diminta mengelola tanah terlantar milik Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Namanya tanah terlantar di wilayah Jabodetabek, tentu ada orang yang secara diam-diam tinggal di tanah tersebut. Dengan penampilannya yang kelam dan tegas, proses pembebasan tanah pun berhasil.
Dengan memberdayakan masyarakat setempat, tanah terlantar tersebut ditanami sayuran organik dan menghasilkan panen yang berlimpah. Untuk modal kerja dan memasarkan panen yang berlimpah ini, dia bekerja sama dengan koperasi dan Gereja. Menurut Masge, kuncinya hanya satu, harus berani utang dan harus berani mengangsur tepat waktu. Kepercayaan akan datang dengan sendirinya.
Cerita yang hampir sama dialami Rokhi - Kompas (31/5) - petani organik dari Indramayu. Sempat menjadi TKI, lalu terlilit utang pada rentenir, berhasil melunasi hutang, lalu mengikuti pelatihan koperasi yang difasilitasi Yayasan FIELD (Farmer's Initiatives for Ecological Livehoods and Democracy) Indonesia di Bandung. Usai mengikuti pelatihan, Rokhi berniat mensejahterakan para petani - yang terlilit rentenir - lewat koperasi. Awalnya, hanya sepuluh orang yang percaya. Tahun pertama, sangat sulit. Koperasi mencoba merangkak.
Sisa hasil usaha saat itu tercatat hanya Rp750.000,- dengan aset Rp 3.500.000,-. Rokhi juga menggunakan prinsip rajin menabung, rajin utang, dan rajin mengangsur. Mengejutkan. Tak lebih dari lima tahun, 116 petani dari sejumlah kecamatan di Indramayu tergabung dalam koperasi simpan-pinjam tersebut. Asetnya pun lebih dari Rp 480 juta dengan sisa hasil usaha Rp 88,5 juta.
Gereja MBK juga telah memiliki koperasi. Banyak hal bisa dilakukan lewat koperasi, mencari modal usaha, biaya pendidikan, renovasi rumah hingga biaya tak terduga lainnya. Koperasi akan makin berkembang jika anggotanya rajin menabung, rajin utang dan rajin mengangsur. Jika hal tersebut dilakukan secara konsisten, kepercayaan ada segera datang menghampiri. Selamat membaca!
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |