Selingkuh

  7 Jul 2011, 19:17

Dalam talk show Jakarta Lawyers Club di TV One pekan lalu, moderator Karni Ilyas beberapa kali menggeleng-gelengkan kepala dan melontarkan ucapan: "Pemirsa! Kita menjadi ngeri betapa gawat dan amburadulnya negeri ini." Memang, di acara itu kita disuguhi buka-bukaan betapa bobroknya lembaga-lembaga negara dari DPR, KPU, dan MK, di mana topik utama di situ adalah pemalsuan SK MK yang menyangkut KPU. Bahkan Ketua MK sendiri Mahfud MD yang berusaha membuka kebobrokan itu. Talk show melebar kemana-mana karena kebobrokan itu ternyata melembaga. Dimana benang merahnya adalah perselingkuhan politik. Ngeri, betul-betul ngeri!

Perselingkuhan menjadi lebih berbahaya jika terjadi antara agama dengan politik. Lihat saja apa yang terjadi dengan otonomi daerah-daerah dengan banyak keluar perda-perda yang berbau syariah. Tak usah jauh-jauh di sekeliling Jakarta saja, Tangerang, Depok, Bekasi terasa benar kehidupan beribadah dan beragama yang tak nyaman. Terlebih-lebih kaum perempuan yang dibatasi ruang geraknya. Bahkan di Cipanas, Cianjur sebuah keputusan MA, Mahkamah Agung tentang izin pendirian rumah ibadah bisa dianulir oleh Bupati. Umat yang beribadah di tempat terbuka, dimana tempat itu seharusnya sudah berdiri bangunan ibadah, terus menerus diteror. Polisi pun diam saja.

Yesus pun disalibkan akibat perselingkuhan antara agama dan politik. Baca buku Jerusalem 33 Imperium Romanum, Kota Para Nabi dan Tragedi di Tanah Suci, dari Trias Kuncahyono. Dibuku itu mengupas Tahun 33 ketika Yesus disalib, terjadi kondisi perselingkuhan dan konspirasi politik dengan agama yang membuahkan ketidakadilan. Kondisi alam, ekonomi, politik, dan sosial kemasyarakatan, awal-awal Tahun Masehi itu menjadi latar belakang terjadinya penyaliban. Karena waktu itu, kota Jerusalem memang sudah menjadi pusat sistem dominasi, yang berkembang dengan penindasan politis, eksploitasi dan legitimasi agama. Agama mendukung penguasa, dan menggunakan klaim-klaim agama sebagai pembenaran. Persis Indonesia sekarang ini.

Nah, kita umat Nasrani yang "tersalib" jangan tinggal diam saja, dan ketika salah satu umat MBK, Ibu Endang W. Dungga yang terlibat dalam Gerakan Suara Peduli Perempuan merupakan jawaban nyata akan kepedulian suasana. Jangan sampai kita, umat Katolik dicap (stigma) hanya punya "kuping tipis" pandai kritik, tapi hanya mengeluh dan menyalahkan sana-sini. Atau malah ikut perselingkuhan? OK!

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi