Gaga(l)

  9 Jun 2012, 13:29

Setiap kali bertemu dengan kenalan yang kenal latar belakang penulis, selalu bertanya bagaimana bulu tangkis kita, kok, nyungsep begini? Kebetulan peristiwanya bersusulan dengan kontroversi Lady Gaga diiri-ngi grasi kepada Ratu Ganja, Corby. Dengan Gaga(l) nya konser The Born This Way Ball di Jakarta membuat bangsa ini seolah tak berbudaya. Genap sudah pendapat yang mengatakan kita sebagai bangsa yang "hina". Kata lainnya, punya pemerintahan yang tak memiliki misi visioner dan bulu tangkis dijadikan pelengkap penderita.

Coba simak cerita mereka yang baru pulang dari Singapura usai menonton konser Lady Gaga. Mosok, untuk mengagumi karya seni pop yang spektakuler, tontonan yang dikemas teatrikal, yang lahir dari budaya kerja keras yang professional harus pergi ke luar Indonesia.

Sebuah kecerdasan industri pop yang me-mamerkan gabungan antara pop art dan teknologi muncul dalam sosok perempuan yang aslinya bernama Stefanie Joanne Angelina Germanotta itu. Namun jangan tanya kepada mereka yang anti? Pasti akan dijawab, itu tontonan yang "merusak moral". Bicara soal moralitas akan menimbulkan implikasi luas, menurut sudut pandang mana?

Namun seyogyanya kita jangan berdiam diri terus menyaksikan kebebalan demi kebebalan. Akhirnya kita juga ikut bebal. Dan paling mengerikan jika apa yang kita saksikan sehari-hari berupa kekisruhan, apapun jeni-snya, terlebih-lebih didiamkan saja oleh aparat penegak hukum umumnya, dan oleh pemimpin tertinggi RI khususnya. Maka kita menjadi biasa melihat kebebalan-kebebalan itu.

Setiap bulan Juni dikenang sebagai bulan kebangsaan, nasionalisme, yang banyak mengenang keteladanan, ketokohan, bapak-bapak pendiri bangsa. Dan kita, akan mengandaikan jika mereka masih diberi kesempatan melihat Indonesia sekarang ini? Saking kecewanya, mereka tak akan bisa berkata apa-apa. Seperti kita, yang tak berkata apa-apa ketika melihat rumah ibadah dirusak/dibakar, orang ibadah dilarang dan seterusnya.... Menuju Negara gagal sudah terbayang.

(ED)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali