Tuntas

  13 Feb 2013, 16:36

Tiada hari tanpa korupsi, tiada hari tanpa distorsi, tiada hari tanpa berkelahi, tiada hari tanpa ngapusi (nipu), dst dan korbannya adalah rakyat. Di mana rakyat yang dalam tahun 2013-2014 ini akan menjadi "barang" sangat berharga untuk dijadikan rebutan para politisi menjelang pemilu legislatif April 2014. Sesudah itu? Ya, ritme rakyat selalu diapusi lagi, seperti peristiwa sejumlah anggota DPR yang terus korupsi. Peristiwa terakhir dan yang amat menarik, adalah dugaan korupsi wakil rakyat yang sekaligus presiden partai dan tokoh agama.

Mengamati semua ini, jika menjadi pembaca majalah TEMPO, kita tidak akan heran karena pada Maret dan Juni 2011 sudah membuat reportase tentang "Daging Berjanggut".

Meski dibantah akhirnya terbukti Februari 2013. Majalah ini sering membongkar skandal korupsi terlebih dahulu, seperti skandal simulator Polri. Meski dibantah akhirnya terkuak juga. Penulis sebagai sesama profesi terkagum juga dengan keberanian majalah ini.

Risikonya besar, salah-salah bisa kena delik aduan "pencemaran nama baik". Ini cara kerja jurnalistik yang all out di alam kebebasan pers sekarang ini. Maka tak heran kini pemerintah bersama DPR sedang menyusun UU Keamanan Nasional yang arahnya sudah bisa dicium akan membatasi kebebasan pers. Di sini yang kita tekankan adalah all out, serba tuntas. Seperti kita bekerja dan berkarya di mana saja. Juga dalam lingkungan keluarga terlebih sebagai kepala keluarga.

Koruptor juga "bekerja" tuntas dan kini ilmunya sudah tinggi. Begitu tertangkap secara absurd setelah menerkam duit rakyat langsung melolong tentang kejujuran, keadilan atau keberpihakan kepada rakyat. Padahal rakyat sudah menjerit-jerit, seperti "hewan" yang berada di mulut ular dalam gigitan dan koyakan taring koruptor.

Dan amat memprihatinkan ketika teriakannya menyebut kemahabesaran Asma Allah. Luar biasa! Ditangkap satu tumbuh seribu. Bagaimana gerangan nasib bangsa ini? (ED )

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali