Dalam perjalanan diatas KRL BSD-Tanah Abang terjadi percakapan penumpang tentang hukuman 12 tahun dan mengganti uang Negara hampir 40 milyar rupiah, yang dijatuhkan MA kepada Angelina Sondakh. Intinya adalah mendukung dan mengharapkan agar hakim-hakim yang mengadili koruptor bisa seperti Artidjo Alkostar, menangkap aspirasi keadilan masyarakat. Kejadian serupa tapi tak sama terdahulu, tentang Malinda Dee yang waktu itu penulis beroleh inspirasi untuk membuat humor di WM. Ternyata koruptorpun ada yang membela, dan protes disampaikan karena dianggap melecehkan wanita.

Kali ini penulis serius tentang Angelina. Korupsi adalah kejahatan luar biasa dan penanganannyapun harus luar biasa. Selama ini hakim-hakim kurang memahami aspirasi masyarakat dengan vonis sangat ringan. Korupsi bukan mereda bahkan menjamur.Rasa keadilan masyarakat terusik karena para koruptor tetap kaya raya setelah keluar penjara. Artinya masyarakat setuju koruptor itu dimiskinkan (ditentang oleh advokat-advokat hitam). Nah, Angelina pasti sedih,demikian juga simpatisannya. Seharusnya ia sudah harus memprediksi kesedihan itu tatkala ia melakukan korupsi. Seharusnya ia tahu ketika uang milyaran rupiah mengalir deras kekoceknya, hanya dengan menyebut " Apel Malang" dan "Apel Washington". Milyaran rupiah yang bisa untuk mengentaskan kemiskinan rakyat.

Ia mungkin sudah menyesal ketika dijatuhi hukuman 4 tahun 6 bulan. Tak berpikir untuk dimiskinkan. Sedih karena ia bertindak sebagai single parent dst.... Semua ini adalah pelajaran buat para koruptor terutama yang belum tertangkap, yang lagi asyik mengkoleksi rumah, mobil mewah dst...Mulailah berpikir suatu saat bisa miskin mendadak, miskin harta, miskin harga diri. Buat kita, pantas kita berdoa agar Indonesia dikaruniai hakim-hakim seperti Artidjo. Dalam perkara korupsi kita sisihkan dulu"sakralisasi" iman cinta kasih kita. Pikirkan rakyat yang masih menderita karena korupsi ini "pembunuh" berdarah dingin nomor satu. Lebih kejam daripada teroris atau mereka yang gemar merusak tempat-tempat ibadah.OK!

(ED)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali