Rakyat

  9 Jul 2013, 13:30

Bulan lalu penulis mengunjungi kota Tasikmalaya untuk acara keluarga dan sepanjang jalan Bandung-Tasik dipenuhi baliho dan poster kampanye para pengaku wakil rakyat yang pas untuk dipilih. Semua kalimat kampanye menyebut nama rakyat. Masing-masing juga mengaku paham akan aspirasi rakyat, mengaku dekat denganrakyat, pilihan pas untuk rakyat, semua pro­gram untuk rakyat, jangan salah pilih siapa yang sanggup menyejahterakan rakyat, rak yat sudah tahu pilihannya dst. Pokoknya yang namanya rakyat sepertinya menjadi merk dagang yang laris. Tahun 2013 ini memang merupakan "Tahun Politik" di mana mereka yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat telah mulai kampanye.

Terlebih-lebih di media TV tertentu sudah sejak lama "diperkosa" oleh pemiliknya untuk mengkampanyekan diri sebagai Capres 2014. Lagi-lagi tema sebagai pembela rakyat yang diusung. Para politisi sudah siap-siap menge­mas diri masing-masing sebagai "kecap no.1", dibantu oleh para pakar komunikasi dan aneka konsultan untuk membangun dan mendongkrak citra, mereka saling berlomba mencitrakan dirinya untuk menjadi yang pa ling dekat dengan rakyat. Tak peduli omong an dan gunjingan orang tentang reputasinya yang sudah jelas-jelas menyengsarakan rakyat akibat luapan Lumpur. Dan rakyat sendiri rupanya juga sudah terbagi-bagi dalam kategori melihat fenomena seperti itu. Publik memiliki gradasi kesadaran politik yang ber­beda dihadapkan pada aneka tawaran yang sudah dikemas sedemiian rupa.

Ada lapisan kritis, yang ini sangat meng­ganggu karena tahu kecacatan kandidat. Ada yang pragmatis asal ada keuntungan dipihaknya. Ada pula yang permisif meski harus memilih "kucing dalam karung". Begitu juga ada yang masokis, yang sebenarnya sudah tahu kecacatan kandidat tetapi tetap saja dipilih karena satu golongan. Maka para kandidat itu perlu bantuan pakar untuk memasuki wilayah persepsi kedalam berbagai lapisan masyarakat tadi. Wilayah persepsi masih terbuka lebar, terlebih bagi kandidat yang mempunyai corong sendiri atau sebagai pemilik media.

Di sini penulis berharap agar umat Katolik menjadi kelompok kritis. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi