Toko Buku

  7 Nov 2016, 09:45

Sejarah toko buku (TB) di Asia diawali oleh Kinokuniya Shoten, yang didirikan oleh Moichi Tanabe pada tahun 1927. Toko pertama beroperasi di Shinjuku, sebuah daerah di Tokyo. TB Kinokuniya membuka jaringan penjualan buku pertama di luar negeri pada tahun 1969 di San Fransisco. Lalu terus berkembang dan masuk Indonesia pada tahun 1990, dengan membuka gerai di Plaza Indonesia.

Toko Buku

Sementara, toko buku rohani (TBR) di Indonesia dipelopori oleh toko buku rohani Obor. Merujuk pada sumber Kompasiana, TBR Obor bermula dari sebuah Toko Buku bernama Glorieux, yang didirikan pada tahun 1949, oleh Kongregasi Bruder Budi Mulia di jalan Gunung Sahari No 91, Jakarta.

Masih menurut sumber yang sama, pada 1950, TB Glorieux berganti nama menjadi TB Obor saat dipimpin JC Oostermeijer, sebagai cabang dari Penerbit dan Toko Buku de Toorts, yang didirikan beberapa penerbit Katolik dan Kongregasi religius di Belanda. Desember 1957, PA Conterius, SVD dan PA Soemandar, SJ mendirikan Yayasan Ekapraya dan membeli Obor dari tangan NV Obor.

Investasi awal ditanggung empat ordo di Indonesia: SJ (Serikat Jesuit), SVD (Societas Verbi Divini), OFM Cap (Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum), dan MSC (Missionariorum Sacratissimi Cordis Iesu). Tahun 1979, Yayasan Ekapraya secara resmi diserahkan kepada MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia) - sekarang KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), lengkap dengan unit usahanya: Penerbit dan Toko Buku Obor.

Pada tahun 2002 dilakukan perubahan status badan hukum pengelolanya. Yayasan Ekapraya dibubarkan, kemudian didirikan Perkumpulan Rohani Obor. Obor muncul menjadi satu-satunya lembaga resmi Penerbitan dan Toko Buku Rohani milik KWI.

Saat ini, gampang mencari toko buku dan benda-benda rohani. Hampir setiap gereja memiliki toko buku dan benda-benda rohani. Namun, keberadaan toko buku rohani ini terancam oleh ekspansi toko buku online. Sejarah toko buku online diawali oleh Jeff Bezos. Dia membuka toko buku online pada 1995, melalui brand amazon.com.

Awalnya, ide Bezos ini jadi bahan tertawaan. Namun, perlahan tapi pasti amazon.com mulai menyaingi dan mengusik keberadaan toko buku konvensional. Di Indonesia juga banyak berkembang toko buku online, yang menawarkan berbagai kemudahan. Tak perlu bermacet-macet saat ingin membeli buku.

Gereja MBK, juga memiliki toko buku rohani. Lokasinya persis di samping kantin Gereja. Keberadaannya juga terancam ekspansi toko buku online. Tidak ada salahnya, umat MBK meluangkan waktu berkunjung dan membeli buku atau benda-benda rohani yang ditawarkan. Agar keberadaan toko buku rohani ini tetap lestari.

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi