Kaderisasi

  2 Oct 2017, 05:14

Kaderisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses pembentukan kader yang dilakukan secara terarah, terencana, sistemik, terukur, terpadu, berjenjang serta berkelanjutan. Dilakukan dengan tahapan dan metode tertentu, dalam rangka menciptakan kader yang sesuai dengan nilai dan prinsip yang dianut.

Kaderisasi yang paling nyata terlihat pada pimpinan tertinggi Pemuda Katolik, Ketua Umum Pemuda Katolik untuk pertama kalinya berhasil menghadirkan kader perempuan, Dokter Karolin Margret Natasa, alumnus Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Karol dilantik Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF untuk masa bakti 2015-2018. Meski sempat dilanda isu tidak sedap, kredibilitas Karol, nama panggilan - kini Bupati Landak periode 2017-2022 - tak goyah.

Percikan air suci Mgr. Yustinus menandai keberhasilan dalam kaderisasi calon pemimpin masa depan Pemuda Katolik Indonesia. Langkah awal wanita kelahiran Mempawah, Kalimantan Barat, 12 Maret 1982 ini dalam membenahi Organisasi Pemuda Katolik, yang pertama adalah media komunikasi, membuat website pemuda katolik. Karol sadar betul media komunikasi merupakan alat strategis untuk menginformasikan program kerja secara terpadu.

Perkembangan era digital yang begitu cepat dan dinamis harus diimbangi dengan sistem komunikasi digital terpadu yang mampu merangkum dan bersinergi antara Komisariat Daerah (Komda) dan Komisariat Cabang (Komcab) sehingga dapat merangkum seluruh kegiatan, progress, dan mengangkat isu-isu yang perlu disikapi oleh Pemuda Katolik.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pemuda Katolik di Solo, FX Hadi Rudyatmo, Wali Kota Solo menegaskan pentingnya kaderisasi dalam semua hal. Entah di Institusi Pemerintahan, Institusi Swasta, maupun di Gereja.

Rudy menuturkan, ciri khas orang Katolik adalah berjuang untuk Gereja dan negara, sambil menyitir ucapan almarhum Mgr. Albertus Soegijapranata: 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia. Orang Katolik, memiliki tiga kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan setiap hari. Ciri khas orang Katolik itu berpikir, berbicara dan melaksanakan (bekerja) dengan hati nurani.

"Itulah orang Katolik. Pekerjaan utama saya sebenarnya Prodiakon, Walikota itu hanyalah sampingan. Prodiakon tidak ada batas waktu pelayanannya, kalau Walikota dibatasi cuma lima tahun," kata Rudy.

Di Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel (MBK), telah menerapkan proses kaderisasi dari mulai Lingkungan, Wilayah, Seksi, Sub-Seksi, Kategorial maupun teritorial. Namun, proses kaderisasi tidak akan bisa berjalan baik, tanpa keterlibatan seluruh umat Paroki Tomang, Gereja MBK.

Mari kita beri dukungan terus menerus, agar proses kaderisasi berjalan dengan baik. Orang muda Katolik Gereja MBK mari bergabung, ada banyak cara untuk melayani.

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi