Pendidikan

  29 Jun 2012, 09:58

Dalam dua nomor Edisi WM sebelumnya, dimuat prestasi menggembirakan ujian nasional (UN) 2012 yang dicapai para murid dari dua perguruan Katolik di sekitar MBK. Perguruan Sang Timur dan Abdi Siswa. Sulit dipungkiri bahwa UN merupakan tujuan utama setiap perguruan untuk mencapai prestasi akademik. Ironisnya, sampai kini, UN masih diselimuti polemik sebagai satu-satunya tolok ukur.

Pendidikan, memang salah satu jalan menuju kemajuan, baik itu untuk individu maupun bangsa. Dan perguruan Katolik di mana saja, dari tingkat dasar sampai akademis, selalu dijadikan tolok ukur dalam membina kualitas intelektual. Dalam satu dekade belakangan ini, banyak anak-anak yang merebut berbagai gelar dalam kontes intelektual internasional. Bahkan cita-cita idealis dunia pendidikan Indonesia, tahun 2020 ada salah satu pemenang Nobel dari Indonesia. Lalu dari mana bibit Nobelis itu berasal? Perguruan!

Namun di balik itu, timbul keprihatinan dari pengamat dan ahli yang terdidik, mengapa Negara ini semakin lama semakin mengarah ke Negara Gagal? Menurut riset dari FFP The Fund for Piece, dari sekian indikator yang masuk, salah satunya adalah susahnya anak-anak usia sekolah untuk mengakses pendidikan karena kemiskinan yang menggurita. Juga peranan para pemangku pendidikan yang kehilangan integritasnya. Hal tersebut bisa dilihat dari bantuan anggaran pemerintah kepada 17 Universitas sebesar Rp 650 milyar yang dijadikan "bancakan" para akademisi dan anggota DPR.

Maka muncul paduan suara yang berbunyi, pendidikan karakter kini sudah lama menghilang dari dunia perguruan? Anak dididik secara pragmatis, mengejar target! Ini suara masyarakat. Lho! Seperti contoh di perusahaan penulis, para pendahulu mayoritas angkatan "Kemanusiaan Yang Beriman". Yang dinilai "kurang pengetahuan" oleh generasi penerus. Namun membuat perusahaan menjadi besar dan berhasil. Diserahkan kepada penerus yang mengaku manusia-manusia lebih pintar, kok, malah jadi pragmatis dan kemanusiaan semu? Ya, jangan heran kuncinya dari hulu, pendidikan terutama rekruitmennya yang hanya menekankan kepada IQ sementara EQ dikesampingkan. (ED).

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi