Karakter
27 Feb 2015, 14:28
Menjalani masa adi yuswa ini penulis sering mengantarkan isteri ke berbagai pertemuan rutin komunitasnya terutama semasa SMP/SMA. Ini berkat era digitalisasi sehingga bisa terus berhubungan karena tinggal sekota, Jakarta, ditambah dulunya mayoritas bekas anak-anak Menteng. Sementara penulis sendiri masuk angkatan 45 dan sekolah di Solo yang kebanyakan "anak jalanan" ya, pada gaptek sehingga "putus hubungan". Namun menariknya penulis perhatikan, bahwa para "cukong" pertemuan itu selalu membawa cerita baik bahwa "semangat memberi" mereka itu sudah kebiasaan dari para orang tuanya. Keluarga tersebut rata-rata anaknya berhasil semua dan kebiasaan baik yang selalu mengumpulkan keluarga, handai taulan/sahabat/teman, bahkan membantu orang lain, selalu menyediakan tempat dan kendaraan jika ada kegiatan.
Dengan demikian para orang tua mereka sudah memberi keteladanan karakter. Ini erat hubungannya kalau kita kaitkan dengan Revolusi Mentalnya JKW. Pendidikan karakter persiapan menjalani kehidupan yang seharusnya sejalan dengan keteladanan orang tua, di mana juga seharusnya dari tokoh-tokoh masyarakat, guru,pejabat dst. Bukan menyombongkan diri dengan segala plus minus bahwa praksis pendidikan masa lalu banyak dipuji. Lulusannya tidak saja menghasilkan manusia pandai dan cerdas tetapi juga berkarakter. Pendidikan sekarang dipentingkan keberhasilan intelektualitas dan ketrampilan sementara pengembangan karakter nomor dua. Pendidikan karakter (budi pekerti) digantikan agama. Tapi efeknya malah agamisasi kurikulum dengan simbol pakaian yang dikenakan oleh pelajar-pelajar sekolah negeri.
Memang ada usaha mengkreteriakan karakter menjadi 18 yang meliputi religius,jujur, toleransi,disiplin, kerja keras,mandiri, demokratis,rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta damai,peduli lingkungan, peduli social, dan tanggungjawab. Tapi guru-guru kesulitan untuk melaksanakannya. Lalu, ya, langkah kongkrit saja kembali kepada kebajikan bahwa keteladanan keluarga adalah institusi pendidkan yang utama.
Pendidkan karakter tidak bisa diajarkan tetapi harus dipraktekkan dan diteladankan.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |