Tema 1 - Keselamatan
Amideus Chadikun | 14 Feb 2016, 07:53
Ada kalanya manusia berada dalam keadaan cemas karena "Madesu" alias Masa Depan Suram. Siapa yang tidak cemas atau gelisah ketika menghadapi masa depan yang tanpa harapan atau ketidakbahagiaan?
Kalau mau jujur, setiap manusia pasti menginginkan masa depan yang cerah atau gemilang. Bahkan bila manusia bertanya pada dirinya sendiri dengan lebih mendalam, "Apa yang menjadi tujuan hidup saya? Apa yang terjadi pada jiwa saya setelah tubuh saya mengalami kematian?"
Dalam keyakinan kristiani, tujuan akhir perjalanan orang beriman adalah mengalami Kebangkitan badan dan menikmati kehidupan abadi serta berbahagia bersama Allah di dalam kerajaan surga. Semasa hidup-Nya,Yesus telah mengajarkan mengenai kebangkitan badan sebagai bukti dan jaminan akan adanya kehidupan kekal yaitu dalam kisah perdebatan Yesus dengan orang-orang Saduki yang tidak percaya akan adanya kebangkitan badan (Lukas 20:27-40).
Dalam perdebatan itu Yesus mengajarkan bahwa:
- YHWH yang merupakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah orang hidup. Sebab di hadapan Dia, semua orang hidup. Abraham,Ishak dan Yakub yang merupakan nenek moyang bangsa Israel walaupun sudah tidak berada di dunia ini, mereka masih tetap "hidup" di hadirat Allah.
- Orang yang mengalami kebangkitan badan memperoleh tubuh yang mulia dan abadi yang tidak mengenal adanya kematian, sehingga tidak membutuhkan adanya perkawinan untuk memperoleh keturunan seperti orang-orang di dunia ini. Tubuh yang mulia dan abadi itu tidak terikat oleh "ruang dan waktu" seperti penampakan Yesus dalam perjalanan dengan kedua orang murid-Nya dari Yerusalem ke Emmaus atau pada waktu Yesus menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena di kuburan Yesus.
- Kebangkitan badan dan kehidupan kekal telah dibuktikan oleh Allah bukan hanya melalui pengajaran lewat kata-kata saja tetapi Yesus telah membuktikannya dengan diri-Nya sendiri yang telah bangkit dari kematian, dimana Ia bangkit dengan badan-Nya untuk mengalahkan maut dan memasuki kehidupan kekal (1 Kor. 15:16) serta terutama untuk membebaskan umat manusia dari belenggu dosa agar manusia layak memperoleh keselamatan dan tinggal bersama Dia di surga.
- Kasih karunia keselamatan ini merupakan pemberian Allah Yang Maharahim secara cuma-cuma dan bukan hasil kerja keras manusia. Setiap orang yang percaya (beriman) akan mengalami keselamatan dan tidak binasa, jika menanggapi tawaran keselamatan ini dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya serta mewujudkan keimanannya itu dengan menyelaraskan kehidupannya dengan kehendak Allah secara nyata yaitu dengan cara menolak dosa, melakukan pertobatan serta mengasihi sesama.
Namun sayangnya, dalam kenyataan hidup ini masih ada orang-orang yang tidak percaya akan kehidupan kekal seperti orang-orang Saduki, atau percaya akan kehidupan yang kekal tetapi masih melakukan perbuatan dosa (malawan kehendak Allah) seperti gambaran para ahli taurat.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai anak-anak Allah menanggapi tawaran kasih karunia keselamatan ini dengan menjadi Pembawa kabar sukacita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah Yang Maha Rahim dengan mengamalkan Pancasila demi keselamatan umat manusia dan keutuhan ciptaan.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |