Tema II Semakin Adil dan Beradab dalam Kasih Allah di Komunitas Lingkungan
Amideus Chadikun | 11 Mar 2017, 11:29
Ketika jumlah jemaat Gereja perdana mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, timbullah adanya persoalan saat para janda orang Yahudi yang merupakan imigran diaspora diperlakukan secara tidak adil yaitu diabaikan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Mengapa? Karena mereka adalah orang-orang asing (imigran) yang datang dari tempat yang jauh misalnya, dari Siria dan menetap di Yerusalem. Padahal dalam perjanjian lama, perhatian Allah kepada kaum janda yang digambarkan sebagai orang yang sangat lemah dan tidak berdaya begitu sangat penting (Kel 22:22-24). Di samping itu, Yesus sendiri juga memiliki kepedulian akan kepentingan para janda (Luk 7:12-15).
Pada zaman sekarang ini, mengapa ada orang yang harus bekerja keras satu tahun untuk memperoleh penghasilan yang sama besarnya dengan jumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang ketika membeli jaket olah raga? Mengapa ada orang-orang yang tidak dapat menikmati beasiswa, jaminan sosial, subsidi pemerintah, air bersih, dan lain-lain? Mengapa setiap tiga detik ada anak yang meninggal? Apakah karena kelaparan atau penyakit yang sebenarnya bisa dicegah? Hidup ini dapat diibaratkan seperti bermain bisbol, banyak orang yang masuk ke 'home plate' karena lahir di base ketiga yang dekat dengan 'home plate' tersebut, sementara ada orang-orang yang bahkan bukan anggota tim. Adanya kemiskinan di dunia bukan karena tidak adanya kedermawanan, melainkan tidak adanya keadilan.
Kita tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mendapatkan para 'janda' yang terabaikan di Yerusalem. Kita dapat menjumpai mereka setiap hari di rumah jompo atau berada di bawah kolong jembatan.
Oleh karena itu, kita perlu meneladani para murid Yesus dengan mengambil sikap dan tindakan yang tegas serta berani dalam mengatasi ketidakadilan yaitu:
- Melakukan musyawarah dalam proses pemilihan pelayan (diaken) atas dasar rasa belas kasih pada umat Allah.
- Orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang sangat baik,dipenuhi Roh Kudus dan berhikmat.
Mengapa? Karena kemiskinan merupakan masalah yang sangat rumit seperti bagaimana mengatasi masalah hutang Nasional yang sangat besar, korupsi dimana-mana, jurang pemisah antara kaya dan miskin semakin lebar. 3) Untuk menanggapi dan mengatasi hal-hal yang sangat sulit tersebut, maka kita perlu 'marah'. Kemarahan dengan tujuan benar dapat membuahkan hasil yang positif untuk dunia.
Mengapa kita tidak mengambil tindakan? Sekali lagi, tidak seorang pun dapat melakukan semua hal, tetapi setiap orang dapat berbuat sesuatu. Mari tinggalkan zona nyaman kita demi nama Kristus! Apabila kita semua dapat melakukan hal-hal yang kecil secara bersama-sama maka akan memberikan dampak yang besar bagi dunia sehingga orang-orang yang lemah, kecil, miskin, tersingkir dan difabel dapat tersenyum, maka tentunya Allah juga tersenyum.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |