Kamis, 22 November 2018

 Jaka Sugi  |     21 Nov 2018, 18:00   |  

Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir

 


"Hai tentara Kristus, buanglah pekerjaan kegelapan dan kenakanlah senjata cahaya." (St. Sesilia)

Antifon Pembuka

Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kini menjadi miliknya.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber kehidupan kekal, menjadi pengikut Kristus Putra-Mu akan selalu berhadapan dengan kenyataan ditolak, dimusuhi bahkan dianiaya. Berilah aku keteguhan hati untuk tetap setia dengan mengingat janji keselamatan-Mu seperti diteladankan oleh St. Sesilia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (5:1-10)

"Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa."


Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, "Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya. "Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh. Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba. Mereka masing-masing memegang sebuah kecapi, dan sebuah cawan emas penuh dengan kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru katanya, 'Layaklah Engkau menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya. Sebab Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu telah membeli mereka bagi Allah dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka sebagai raja akan memerintah di bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah membuat kami menjadi raja dan imam.
Ayat. (Mzm 149:1-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:41-44)

"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"


Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Orang dapat menangis karena sedih, tetapi juga karena saking gembiranya. Ketika ada saudara kita yang amat dekat di hati meninggal dunia, tentulah hati kita amat sedih dan lihatlah: kita akan mudah menangis. Sebaliknya ketika ada kegembiraan teramat sangat dan mengagetkan, orang dapat menangis pula. Bila seseorang memiliki utang sekian puluh juta pada seorang teman, lalu teman itu tiba-tiba mendatanginya dan mengatakan: saya telah membuat keputusan, utangmu kuanggap lunas, tanpa syarat apa-apa! Pasti orang itu dapat terkaget-kaget dan menangis terharu.

Pada kedua bacaan hari ini, kita mendengarkan kata "menangis". Pada bacaan pertama, Yohanes yang mengalami penglihatan menangis amat sedih karena waktu itu tidak ada yang sanggup membuka gulungan kitab. Gulungan kitab itu adalah simbol sejarah keselamatan Allah yang merupakan karya penebusan Tuhan atas kita umat-Nya. Untunglah tua-tua itu menjawab bahwa akan ada yang sanggup membuka gulungan kitab. Dialah Sang Anak Domba yang disembelih, itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang wafat bagi kita. Dari Injil, Tuhan Yesus juga menangis, yakni menangisi kota Yerusalem. Yerusalem yang tampak megah dan indah itu akan hancur pada waktunya, sehingga tidak ada batu satu pun yang tinggal terletak di atas batu lainnya. "Betapa baiknya jika Yerusalem mengerti apa yang perlu untuk damai sejahtera." Pertobatan! Yerusalem, yakni orang-orang Yahidi mesti bertobat. Sebab di Yerusalemlah banyak nabi dibunuh, dan malah Yesus Kristus akan dibunuh dan harus menumpakan darah-Nya.

Demikianlah kedua bacaan bertemu pada satu titik. Tuhan Yesus Kristus yang memenuhi janji keselamatan umat manusia, tetapi itu harus dilalui-Nya melalui jalan penderitaan dan salib. Keselamatan kita yakni kehidupan kita bersama Allah timbul dan muncul dari buah kematian Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu, tidak ada jalan lain selain melalui salib dan penderitaan, bila kita mau berjumpa dan dekat serta bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita memandang setiap derita, kesulitan, kesusahan dalam rangka iman kristiani kita sebagai jalan untuk semakin dekat dengan Tuhan dan satu-satunya jalan untuk menjumpai Tuhan.


Antifon Komuni (Mzm 96:13)

Bersukarialah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang. Ia datang menghakimi dunia. Ia akan menghakimi dunia dengan adil, dan para bangsa dengan tepat.

Doa Malam

Ya Tuhan, bimbinglah aku untuk semakin peka dalam menyadari kehadiran-Mu dalam hidupku. Dengan menyadari dan mengalami kehadiran-Mu maka aku beroleh kekuatan di tengah kerapuhan dan kelemahanku. Di dalam Engkau aku kuat, ya Tuhanku dan Allahku. Amin.

Lihat Juga:

Renungan Harian Lainnya...  Kembali

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi