Bercinta dengan Manusia

 Stefanus Andi Gunawan  |     9 Aug 2014, 07:57

Hidup itu hambar tanpa cinta menghasrat dalam jiwa. Namun, apakah cinta yang sering diungkap itu benar‐benar dipahami dalam kaidah yang benar? Berangkat dari keprihatinan terhadap gejala seksualitas di kalangan remaja, baik lah kita membaca buku Cara Menguji Ketulusan Cinta yang dikarang oleh Rm. A. Setyawan, SJ.

Buku ini dibagi menjadi 11 bab dibuka dengan prolog Cinta Tanpa Teori?, Restorasi Cinta, Hukum Cinta, Bahasa Cinta, Tantangan Cinta, Tanda‐tanda Cinta, Kemutlakan Cinta, Hambatan Cinta, Kreativitas Cinta, Jalan Cinta, dan ditutup dengan epilog Cinta Tanpa Teori!. Ilustrasi yang digunakan cukup menggambarkan karikatur dan mengistirahatkan mata yang lelah di sela‐sela tulisan yang ada. Skema yang dibuat pun cukup membantu pemahaman seperti yang dicantumkan dalam hlm. 119, 120, dan 122‐125.

Menelusuri hidup cinta, mencintai, dan dicintai berarti perlu mendalami berbagai seluk‐beluk yang ada dalam pengertian akan cinta itu sendiri. Yang pasti seks bukan lah cinta itu sendiri, melainkan sarana untuk mewujudkan cinta yang ada antara pasangan pria‐wanita. Bahaya yang mengancam adalah kecenderungan mengeksploitasi seks itu dan mengejar kenikmatan semata bukan untuk mencapai tujuan cinta pada pasangannya. Apakah tujuan seks untuk mencari kenikmatan semata atau hanya sebagai sarana prokreasi? Hal ini dikupas panjang lebar dalam bab V Tantangan Cinta.

Lampiran yang dipaparkan setelah epilog cukup membantu pembaca. Diungkapkan dalam bentuk berbagai tuntunan praktis yang memudahkan pembaca untuk menerapkan inti sari buku ini dalam hidup sehari‐hari. Bagi yang rindu mencinta dan dicinta, baca lah buku ini yang dengan bertekun membedah kecintaan itu. Ternyata buku ini sudah hadir dalam perpustakaan paroki, selamat membaca dan menikmati cinta.*

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Resensi Buku Lainnya...  Kembali